Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang terjadi akibat letusan gunung Sitinjau ribuan tahun lalu ini, terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatra Barat. Danau Maninjau memiliki luas kira-kira 99,5 Km² dengan kedalaman mencapai 495 meter. Danau Maninjau merupakan danau terbesar di Sumatra Barat setelah Danau Singkarak. Danau yang di keliling oleh bukit bukit yang menyerupai dinding dan terdapat pula perkampungan tempat tinggal penduduk disananya. Menurut legenda penduduk setempat, keberadaan Danau Maninjau pun terselip cerita rakyat yaitu kisah mengenai Bujang Sambilan.
Para penduduk yang tinggal di sekitar danau maninjau hidup dengan makmur dan sejahtera. Para penduduk mencari nafkah dengan cara bertani dan mencari ikan ke danau Maninjau. Tanah di sekitar danau maninjau sangat subur dan air yang didapat langsung dari gunung. Suhu di kawasan maninjau pun cukup sejuk.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai Batang Sri Antokan yang merupakan hulu dari salah satu bagian danau yang terdapat PLTA Maninjau. Danau di bagian dekat PLTA Maninjau sering dijadikan tempat wisata. Banyak para pengunjung yang datang kesana untuk melihat lihat, memancing, atau berkeliling danau dengan mengendarai perahu bot.
Saat ini banyak para penduduk di Maninjau yang manfaatkan danau dengan nemambak atau menernak ikan-ikan di danau Maninjau yang disebut dengan berkaramba. Para penduduk biasanya berkarambaikan air tawar seperti ikan nila, dan ikan mas.
Jalanan dari maninjau ke Bukit Tinggi kita akan melewati jalanan yang berkelok – kelok yang kelokannya mencapai 44, oleh sebab itu disebut dengan kelok 44 (kelok ampe puluah ampe). Dalam perjalannya pun kita akan disajikan keindahan danau dan terdapat pula banyak kera yang bisa kita beri makan. Kera – kera tersebut bisa dikatakan jinak, karena tidak menekam atau mengganggu perjalanan, mereka akan mengambil makanan yang kita berikan kepadanya.
0 komentar:
Posting Komentar